Kamis, 24 de abril de 2025 – 13:38 Wib

Lombok, Viva – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) nn di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat Resmi Ditahan Polresta Mataram Terkait Kasus Dugaan Peelcehan Seksual Dan Persetubuhan Terhadap sintrivati.

Baca Juga:

22 Santriwati Diduga Dicabuli Kiai Ponpes di Lombok, Kondisi Korban Jadi Sorotan

Pelaku Berinisial AF Diduga mencabuli 22 Santriwatinya. Saat Diintrogasi Polisi, AF Mengakui Perbuatannya.

«Saya Melakukan Pelcehan Terhadap Santrivati.

Baca Juga:

Deretan Fakta Kasus Kiai Ponpes Lombok Yang Cabuli 22 Santrivati, Terjadi Sejak Tahun 2016

Dia Mengaku Jumlah Korbannya Sekitar 10 Orang. Meski Demikian, Sebanyak 22 Satriwati Mengaku Menjadi Korban AF.

«Sekitar 10-An Orang», Kata Dia.

Baca Juga:

Wajah Kiai Ponpes di Lombok Yang Deuga Cabuli 22 Santrivati ​​Jadi Sorotan, Warganet: Mirip Walid

AF Mengaku Motifasinya Saat itu Hanya Mengajarkan Doa Kepada Santrinya.

«Motivasinya Hanya untuk Mengarkan Doa Kepada Santri-Sunri», UJar AF.

Dia Mengatakan Aksi Bejad Yang Dilakukan Sejak 2015 Hingga Terakhir 2021.

«Sejak 2015. Terakhir 2021. (Perbuatan Saya) Tagak Dibenarkan. (Saya) Menyesal», Katanya.

Dia Mengatakan Tagak Memilih Kriteria Santrivati ​​Sebbagai Korban, Namun Hanya Spontanitas Saat Melihat Seorang Santriwati.

“Tagak Semua Santri.

Saat Ini AF Sudah Ditahan Polresta Mataram Dan Masih Terus Menjalani Pemeriksaan.

Komnas Ham Dijadwalkan Dalam Waktu dekat Ini Akan Turun Ke Lombok untuk Memantau Secara Langsung Kondisi Korban.

Kasus AF Menjadi Viral Di Media Sosial Karena Ada Kemiripan Dengan Serial «Bidaah» Asal Malasia Dengan Pemeran Bernama Walid. ITU Yang Membuat Peelaku AF Dipangil Sebbagai Walid Lombok.

Kekerasan Seksual Di Ponpes Semakin Membuka Tabir Gelap Kekerasan Seksual Di Tempat Yang Seharusnya Sui Tersebut. AF Mencabuli Korban Hingga Menyetubuhi Korbannya Dengan Iming-Iming Bahwa Kelak para Korban Akan Melahirkan Seorang Wali. Rrasi Kuasa Dan Tipu Daya Membuat Banyak Korban Berjatuhan.

Halaman Selanjutnya

Dia Mengatakan Tagak Memilih Kriteria Santrivati ​​Sebbagai Korban, Namun Hanya Spontanitas Saat Melihat Seorang Santriwati.



Enlace de origen